Saya pernah ngobrol dengan teman saya. Saya tanya pada dia, apa rencanannya setelah lulus kuliah? Dia menjawab" biarkan seperti air mengalir". Memang susah juga menafsirkan rencananya kalau jawabanya seperti itu. Saya nggak tahu apakah dia sudah punya rencana atau mungkin nggak memikirkan sama sekali. Saya jadi berpikir, mungkin enak juga ya kalau kita hidup seperti air mengalir tenang dan menghanyutkan. Akan tetapi, kalau dipikir lebih dalam, bukankah air selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Atau juga mungkin ibarat air hari ini kita sumur, besok kita di bak mandi lusa kita di septictank. Anda Mau????
Kita semua sangat ingin sekali hidup yang nyaman dan tenteram. Sering kali kita tidak sadar menyerahkan rencana besar kita kepada kemalasan berpikir dan ketakuta bekerja. Mengapa demikian? Kita semua punya impian-impian besar, tetapi kita sering malas untuk mencapainya. Padahal kita punya kemampuan. mengapa demikian? mungkin kita tidak mau meninggalkan zona nyaman kita selama ini padahal memang kita sudah saatnya untuk pergi. Kita lalu membela diri dengan menyamakan hidup kita dengan air. Atau mungkin juga kita menyerahkan nasib kita. Kita selalu beralasan bahwa keberhasilan seseoran karena dia beruntung sehingga kita ikut-ikutan menunggu keberuntungan. Akhirnya kita tidak sadar telah terhanyut dalam kenyamanan dan ketentraman kita, dan tanpa sadar kita telah samapai di lautan penuh badai dan ombak dan kita hanya bisa terombang-ambing kesana-kemari.
Selasa, 15 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar