Kalau diucapkan, ketiga kata tersebut sulit dibedakan maknanya. ketiga kata tersebut, saya beri tanda pisah agar mudah untuk memberi makna dan memahaminya. Pertanyaannya adalah apakah kita masuk dalam makna yang ada dalam ketiga kata diatas. Ataukah kita tidak sadar telah menjadi seperti apa yang menjadi makna dalam kata diatas. Untuk itu, saya akan memulai menjelaskan kata-kata tersebut satu demi satu.
Kata pertama adalah beruang. Beruang adalah hewan buas dan liar. Konon beruang adalah hewan paling sulit ditaklukkan manusia. Beruang adalah hewan berbahaya karena mempunyai ekspresi yang sulit dideteksi oleh manusia. Karena itu, beruang sulit diketahui apakah dia sedang marah, bahagia, birahi dan sebagainya. Apakah kita sadar kita telah menjadi beruang? Kadang kita memakan sesama kita dengan kejam dan tanpa ekspresi. Lihatlah banyaknya kasus mutilasi sekarang ini atau kasus korupsi oleh pejabat kita. Pertanyaanya adalah sampai kapan kita ingin menjadi beruang.
Kata kedua adalah ber-uang. Kata ini bermakna mempunyai uang. Kata teman saya "hidup akan sulit tanpa uang". Saya setuju saja pada pendapatnya, tetapi apakah uang selalu memberi kemudahan dan kebahagiaan. Uang sebenarnya adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan. Uang adalah alat untuk mengukur materi. Sementara itu, manusia terdiri atas materi dalam hal ini fisik dan jiwa. Jiwa tidak bisa dengan uang karena jiwa inmaterial. Menjadi ber-uang menyebabkan kita sulit untuk mengukur dalamnya jiwa karena kita terbiasa mengukur dengan materi. tetapi menjadi ber-uang menjadi impian banyak orang termasuk saya.
Kata ketiga adalah be-ruang yang bermakna mempunyai ruang. ruang disini bukan ruang dalam arti fisik, tetapi ruang dalam hati kita. Hati kita mempunyai ruang untuk ditempati jiwa kebenaran anda. Tetapi kita sering tidak sadar bahwa ruang tersebut ditempati pula oleh cita-cita, impian, dendam dsb. Jiwa kita menjadi tersisih karenanya. Itulah kenapa kebenaraan selalu datang dari hati kecil kita karena jiwa kebenaran dalam diri kita hanya menempati sedikit ruang yang tersisa.
Sebagai manusia kita ingin be-ruang dan ber-uang, tetapi bagaimana kita bisa menyatukan yang hal yang saling menghilangkan. Kalau kita terlalu ber-uang apa anda pernah berpikir tentang kebutuhan kebenaran jiwa kita. Mungkin kita hanya akan memikirkan nafsu sehingga lama-kelamaan kebenaran dalam jiwa kita tergusur dan hilang. Kalau seluruh kebenaran dalam jiwa kita hilang maka kita akan menjadi beruang, maukah anda? Maka dari itu, mulai sekarang kita harus membagi ruang dalam hati kita. Disamping itu, kita harus memperluas hati kita dengan semakin banyak mendengar dan mempercayai hati kecil kita.
Kata pertama adalah beruang. Beruang adalah hewan buas dan liar. Konon beruang adalah hewan paling sulit ditaklukkan manusia. Beruang adalah hewan berbahaya karena mempunyai ekspresi yang sulit dideteksi oleh manusia. Karena itu, beruang sulit diketahui apakah dia sedang marah, bahagia, birahi dan sebagainya. Apakah kita sadar kita telah menjadi beruang? Kadang kita memakan sesama kita dengan kejam dan tanpa ekspresi. Lihatlah banyaknya kasus mutilasi sekarang ini atau kasus korupsi oleh pejabat kita. Pertanyaanya adalah sampai kapan kita ingin menjadi beruang.
Kata kedua adalah ber-uang. Kata ini bermakna mempunyai uang. Kata teman saya "hidup akan sulit tanpa uang". Saya setuju saja pada pendapatnya, tetapi apakah uang selalu memberi kemudahan dan kebahagiaan. Uang sebenarnya adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan. Uang adalah alat untuk mengukur materi. Sementara itu, manusia terdiri atas materi dalam hal ini fisik dan jiwa. Jiwa tidak bisa dengan uang karena jiwa inmaterial. Menjadi ber-uang menyebabkan kita sulit untuk mengukur dalamnya jiwa karena kita terbiasa mengukur dengan materi. tetapi menjadi ber-uang menjadi impian banyak orang termasuk saya.
Kata ketiga adalah be-ruang yang bermakna mempunyai ruang. ruang disini bukan ruang dalam arti fisik, tetapi ruang dalam hati kita. Hati kita mempunyai ruang untuk ditempati jiwa kebenaran anda. Tetapi kita sering tidak sadar bahwa ruang tersebut ditempati pula oleh cita-cita, impian, dendam dsb. Jiwa kita menjadi tersisih karenanya. Itulah kenapa kebenaraan selalu datang dari hati kecil kita karena jiwa kebenaran dalam diri kita hanya menempati sedikit ruang yang tersisa.
Sebagai manusia kita ingin be-ruang dan ber-uang, tetapi bagaimana kita bisa menyatukan yang hal yang saling menghilangkan. Kalau kita terlalu ber-uang apa anda pernah berpikir tentang kebutuhan kebenaran jiwa kita. Mungkin kita hanya akan memikirkan nafsu sehingga lama-kelamaan kebenaran dalam jiwa kita tergusur dan hilang. Kalau seluruh kebenaran dalam jiwa kita hilang maka kita akan menjadi beruang, maukah anda? Maka dari itu, mulai sekarang kita harus membagi ruang dalam hati kita. Disamping itu, kita harus memperluas hati kita dengan semakin banyak mendengar dan mempercayai hati kecil kita.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar