Kamis, 29 April 2010

Berubah Arah

Kita masing-masing pasti sudah punya tujuan dan cita-cita hidup. Mau jadi apa kita setahun, sepuluhtahun, atau limapuluh tahun yang akan datang. Seing kali kita dihadapkan pada kebingungan dalam menentukan arah. Kita bingung apakah kita harus mengikuti arah yang banyak diikuti oleh orang, atau memilih jalur sendiri yang sering meinmbulkan keraguan pada diri kita. Saya sering berpikir kalau saya mau jadi PNS disuatu tempat pasti saya diterima, dan saya pasti sudah merasa nyaman karena masa depan saya telah terjamin. Mungkin pikiran-pikiran seperti ini yang sedang dalam benak kita. Saya ingin sekali menjadi seorang wirausaha berhasil, tetapi sering juga keraguan datang pada saya apakah saya mampu. Bagaimana kalau saya berubah arah? toh kita juga menjalaninya sendiri. Berubah arah sering menjadi pikirab-pikiran yang paling relalistis. Dengan melihat keberhasilan orang lain kita bisa mengekornya. Tetapi hal ini selalu bertentangan dengan keinginnan terbesar saya. Dan mungkin anda pun sedang mengalainya sama seperti saya. Kita sering berpikir tentang masa depan kita terlalu jauh hingga kita lupa untuk menikmati masa kini kita yang jauh menyenangkan. Kita seringkali dihantui ketakutan akan masa depan kita yang tidak diharapkan tanpa berbuat sesuatu dimasa kini. Maka saya selalu berpikir apa gunanya berubah arah sama seperti orang lain kalau hasilnya sama dengan mereka. Saya ingin menjadi luarbiasa melebihi yang orang lain biasa capai sehingga saya akan terus berjuang dengan kaeyakinan bahwa arah yang saya pilih adalah benar. Saya ingin menikmati masa kini yang menyenangkan, tanpa ketakutan akan masa depan yang buruk, karena saya punya rencana besar yang menentukan, dan semoga Tuhan memastikan apa yang saya rencanakan.

Tidak ada komentar: